P.T. CellFone Nusantara Company Limited didirikan dan di notariskan pada tanggal 27 Januari, 1988, oleh dua pengusaha dan sebuah yayasan sosial. Keterangan atas pembentukan perusahaan dan para pendirinya dapat di diperoleh di Notaris Adlan Yulizar, S.H. (dikenal dengan nama Notaris Soekaimi, S.H.) di alamat “Griya Ayuda”, Jalan Raden Saleh No. 9B, Jakarta, u.p. Bapak Hidayat. Telepon (62-21) 323625, 323661. Copy dari akte dan data lain dapat diperoleh didalam studi kelayakan “CellFone Nusantara 30-70 Million Telephone Infrastructure Development Project” setebal 180 halaman, setelah penandatangan M.O.U.Ke-dua Pengusaha adalah:
Raden Adji A. Suryo-di-Puro, 56, pendiri Perusahaan, Presiden-direktur, chief executive officer, dan pemegang saham Perusahaan, dan Ketua Yayasan Suryo-di-Puro yang bertanggung jawab atas pendanaan proyek P.T. CellFone Nusantara. Ia dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 1941. Pendidikan resmi pada tahun 1950 di Roma, Italia; Ottawa, Canada, U.S.A. (penerima bea siswa Fulbright Scholar), dengan 34 tahun pengalam kerja mulai tahun 1964 di London, Paris, Köln, Jerman; Tehran, dan di Indonesia pada bidang-bidang jurnalistik (Kantor Berita Nasional Perancis Agence France-Press di Paris dan ANTARA di Köln sebagai wartawan dan editor berbahasa Inggeris), asuransi (di Lloyd’s London) dan perusahaan pialang (financial brokerage firms) di Switzerland, di Amerika Serikat dan di Jerman, diantaranya sebagai petugas pelaksana(field operative) mengeluarkan orang-orang tertentu dari negara komunis.Dalam pengalaman kerja 34 tahun tersebut, pengalaman usaha telekom di Indonesia dimulai dari tahun 1972 s/d tahun 1986, termasuk pemasangan jaringan telekomunikasi radio untuk ABRI/Polri dan Departemen Hankam di 1.700 lokasi lebih di seluruh wilayah nusantara pada tahun 1978 s/d 1982. Pada tahun 1986 ia mengonsep “pola bagi hasil” (PBH) yang intinya adalah (1) investasi oleh swasta, (2) pengoperasian oleh pemerintah dan/atau dengan swasta dan (3) pembagian atas hasilnya. Konsep tersebut telah diadopsi oleh Pemerintah R.I. pada tgl. 31 Agustus, 1988, dengan di keluarkan surat resmi oleh Menteri Kordinator Ekuin Radius Prawiro mengizinkan "pilot project" menggunakan pola bagi hasil, dan kemudian dikenal dengan berbagai nama, diantara KSO (Kerja Sama Operasi) dan nama-nama lain termasuk B.O.T. (build, operate & transfer) yang mengandung unsur (1) investasi oleh swasta, (2) pengoperasian oleh pemerintah dan/atau dengan swasta dan (3) pembagian atas hasilnya. Pola ini dijadikan kebijakan Pemerintah R.I. di bidang telekomunikasi pada tgl. 31 Agustus, 1988 dengan dikeluarkan surat resmi No. 49/MPPT/VIII/88, dan diadopsinya konsep ini dan dengan diadakan "pilot project" pada tanggal tersebut.
Prinsip kerjasama antara swasta dan Pemerintah dilingkungan monopoli tersebut kemudian melahirkan berbagai jenis usaha di bidang jalan tol, pembangkitan listrik, televisi swasta dan lain-lain.
Ia menikah pada tahun 1965 dengan Minou Fateme dari Tehran, Iran, seorang cicit keturunan Shah (Raja) pada Dinasti Kahjar di Iran, lahir di Bandung tahun 1942, dan ibu dari 3 anak, 1 wanita dan 2 laki-laki.
Yang pertama, Raden Roro Laila Minouwati Ari S. lahir pada tgl. 9 November, 1965, di Köln, Jerman, lulusan insyur teknik lingkungan I.T.B. dengan Summa Cum Laude yang pertama diberikan oleh I.T.B. di fakultas tersebut dan lulusan dari University of Hawaii pada bidang managemen lingkungan serta teknik lingkungan dan perencanaan kota (City Planning), dan setelah bekerja di Indonesia dan berbagai negara lain, ia kini di Proyek U.S. AID Bidang Lingkungan bantuan Pemerintah Amerika Serikat di Kedutaan Besar U.S.A., Jakarta.
Raden Sidharto Reza S., lahir pada tgl. 29 September, 1966, di Köln, lulusan Unpar, Bandung, di bidang Sosial Politik dan Hukum Internasional, menikah dengan 2 anak, dan kini menjabat sebagai diplomat/Attaché Politik di P.B.B. (Perwakilan Tetap Indonesia Perserikatan Bangsa-Bangsa/United Nations) dan kini juru bicara untuk Grup-77 (perkumpulan 130 negara gerakan non-blok) & Cina, di New York, N.Y., Amerika Serikat, dan mantan asisten Bapak Nana Sutresna (Duta Besar Keliling dan Direktur Eksekutif pada Gerakan Non-Blok [GNB] dibawah Presiden Soeharto) di Departemen Luar Negeri; dan
Raden Cyrus Agung S., lahir pada tgl. 9 November, 1973, di Jakarta, mahasiswa di Universitsa Pancasila dan kini pengusaha.
Ayah R. Adji Suryo-di-Puro,Raden Mas Suyoto Suryo-di-Puro adalah salah satu pendiri dan perintis Kementerian Luar Negeri (kini Deplu); salah satu pendiri dan perintis Radio Republik Indonesia (RRI), Veteran Pejuang Kemerdekaan R.I. Golongan ‘A’,mendapatPenganugerahan Satyalancana Karya Satya serta Perintis Kemerdekaan R.I., penghargaan dan penganugerahan dari berbagai negara lain, dan sejak awal 1950 mejabat sebagai diplomat senior di Roma, Italia, di Ottawa, Canada, dan Chargé d’Affaires dan Duta di Tunis, Tunisia dan London di bawah Pemerintahan Presiden Soekarno.
Setelah pensiun pada tahun 1969, beliau di angkat kembali sebagai Duta Besar oleh Presiden Soeharto pada tahun 1970 untuk Kerajaan Afghanistan s/d tahun 1974. Sejak 1974 diangkat kembali berdasarkan Keputusan Presiden R.I. 17/K 1974 sebagai Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara sampai dengan wafatnya pada Oktober 1991 pada usia 76 tahun. (Dari kiri ke kanan, R.M. S. Suryo-di-Puro, Sudjarwo Tjondronegoro, Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX saat perjuangan merebut kemerdekaan awal tahun 1940'an di Jogja).
R.M. Suyoto Suryo-di-Puro adalah keturunan Raden Mas Said, Mangku Negoro I (MN I, dikenal sebagai Pangeran Samber Nyowo dan Pangeran Sapu Jagat) dari Solo (Surakarta), Jawa Tengah. R.M. S. Suryo-di-Puro adalah sepejuang dan selichting (berkawan & seumur) dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX (foto atas), Mr. Achmad Soebardjo, Mr. Sunaryo (kedua-duanya mantan Menlu), Bapak Adam Malik, Bapak Roeslan Abdulgani dan tokoh-tokoh nasional lainnya.
Drs. Soemakno Alimin, 51, pendiri Perusahaan, Direktur dan pemegang saham adalah mantan Kepala Hubungan Masyarakat(Humas) di Direktorat Jendral Imigrasi dibawah Dirjen Imigrasi Major Jendral (Purn.) Nichlany Soedardjo (almarhum). Kini ia adalah seorang pengusaha.
Said Albar, 48, Executive (Pelaksana) Wakil Presiden-Direktur, Deputy Executive Officer, dan pemegang saham, mendapat pendidikan resmi sejak 1973 di jurusan pimpinan perusahaan ekonomi, pendidikan latihan dasar telekomunikasi, management komunikasi (network planning) dan penyelenggara seminar-seminar tentang telekomunkasi. Sejak 1971 aktif sebagai pimpinan di berbagai organisasi diantaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), KOSGORO, dan Angkatan Muda Islam Indonesia. Pada tahun 1982 telah mendirikan sebuah yayasan yang mengelola 3 sekolah SLTA, SLTP, dan Lembaga Bantuan Hukum berjumlah 83 anggota pengacara, dan usaha masyarakat lainnya. Sejak 1974 menjadi kontraktor Perumtel, dan telah mendirikan dan memimpin sebagai pimpinan utama beberapa perusahaan kontraktor bidang telekomunikasi, termasuk diantaranya sebuah joint venture PMA yang dipimpinnya. Sejak 1993 bergabung dengan organisasi profesi bidang telekomunikasi APNATEL (Asosiasi Pengusaha National Telekomunikasi) sebagai Ketua Bidang Pendidikan & Latihan sampai dengan sekarang, kemudian mendirikan dan menjadi pengurus KOPNATEL (Koperasi Pengusaha Nasional Telekomunikasi) sebagai bendahara.
Pada bulan Mei 1997 susunan pemegang saham minoritas telah dirobah.
|
|
Pendiri Perusahaan |
|
Contents
26 August 1989 • web page Uploaded 1 November, 1997 • Revised 27 November,
1998
 |
|
|
This is software space | This is software space |
|
Indonesia’s largest circulation daily versi Indonesia | English | Dutch |
- Pos Kupang |
FREE
E-MAILER MAIL — CHOOSE YOUR LANGUAGE
yourname@e-mailer.zzn.com
|
Since November 1st. 1997 |
