Kisah
Anak bungsu
Raden Cyrus Agung,
kehidupannya bagi keluarganya, dan teman teman yang ditinggalkan ... yang
telah pulang kepada Tuhan pada tanggal 28th.
January, 1999 pada usia 25 tahun. Bermacam
macam kisah yang kita alami dengannya setelah ia pergi yang meyakini kita
akan bertemu lagi. |
|
R. Adji A. Suryo-di-Puro
Raden Roro Laila smart woman environment engineer Raden Arto, Javanese prince, diplomat...& his family Raden Mas Suryo-di-Puro, senior diplomat (Granddad) Javanese Weddings reflect parents lifetime roles A King immune from bullets and cannons Some of the Iranian Family & Friends Hobbies for Bikers (1,000cc+) sports & cruisers Indonesia World's 4th largest country List of International Schools
In Cyrus' Memory suryo@email.com The writer is a Member of
and a former journalist with AFP & Antara News Agencies in the mid-‘60s
|
Jakarta, 26th. August, 2000 - Alamat Internet: http://go.to/suryo-di-puro • Alamat Homepage www.suryo.net Nama:
Raden Adji A. Suryo-di-Puro
Lahir : Jakarta, 28 Desember, 1941 (60 tahun pada bulan Des. 2001) Alamat : Jalan Gabus No. 36 Kavling 5, Arteri T.B. Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta 12520 Alamat E-Mail: suryo@suryo.net Alamat Internet Web Page Keluarga (Personal Web Page): www.suryo.net Alamat Faksimili: 021-7883-1310
Di Roma, Italia, awal tahun 1950-53 Di Canada tahun 1953-57 Di Jakarta tahun 1957 Di Roma, Italia, tahun 1957 Di Amerika, sebagai penerima bea siswa Fulbright* untuk sosial-politik s/d 1964 Di London, journalistis tahun 1964. (Foto kanan Juli, 1999) Pengalaman Kerja 37 tahun, 1964-2001
Wartawan berbahasa Inggeris di Kantor Berita Nasional ANTARA, Koln, Jerman Barat 1965-69.
Pengusaha pialang & asuransi di Jakarta 1969-71 Pendiri Usaha Pendiri P.T. Marina Jaya di bidang telekomunikasi radio, pertanian, perdagangan 1972 dan berbagai perusahaan lain
Pembantu, Staf Ahli Mensesneg, Sekretariat Wakil Presiden 1978-80 Hamengku Buwono IX, diantaranya sebagai staf pengajar/dosen bahasa & protokol negara. Ikut
menyusun Kadin Timur Tengah pada saat belum dibentuk Kamar Dagang Timur
Tengah di Kadin Pusat. (Foto kanan circa 1978-80).
Tiap 1 SST akan dipergunakan oleh minimum 2 orang. Menyentuh langsung ± 60 juta orang dengan potensi mengembangkan diri bagi tiap orang. Sarana ini akan permudah penjualan hasil panen/hasil usahanya secara langsung ke pasarnya di sesama desa di daerah lain, di kota besar, dan langsung ke pasaran internasional. Biaya investasi US$ 62 milyar dalam 20 tahun. Meningkatkan kemampuan untuk mensejahterakan diri di tiap lingkungan melalui peningkatan keadaan ekonomi di lingkungannya. Menciptakan lapangan kerja di pedasaan. Memperlancar sarana komunikasi pemerintahan
pusat ke tingkat I & II, dan sebaliknya.
(1) swasta membangun, (2) pemerintah mengoperasikannya sebagai monopoli dengan atau tanpa peranan investor, dan (3) hasil investasi swasta di bagi dengan pemegang monopoli. Melobi pemerintah R.I. supaya konsep partisipasi swasta di terima 1986-1988. Mendapat berbagai dukungan resmi/tertulis,
serta perjanjian-perjanjian dan LOI (Letter of intent) dari berbagai
perusahaan multi-nasional di bidang telekomunikasi dengan konsep PBH 1988-1999.
Undangan resmi Sekjen Parpostel tgl. 8 Agustus, 1988 No. PB.103/2/3/.PTT meminta penjelasan konsep PBH. Presentasi resmi selama 55 menit tgl. 26
Agustus 1988 di pandu oleh Sekjen Dep. Parpostel & dihadiri oleh 115
pejabat teras (Irjen & para direktur instansi) yang mendaftar dari
3 BUMN, Bappenas, Dep. Industri dan Parpostel, dan tanja-jawab selama 4.5
jam, seluruhnya 5.5 jam (dari jam 12:10 siang s/d jam 17:30 sore),
Konsep PBH menjadi dasar usaha lain di bidang TV (RCTI, SCTV, TPI), komunikasi seluler (Satelindo, Telkomsel dll), jalan tol, perlistrikan, dan lain-lain dimana swasta berpartisipasi didalam lingkungan monopoli. Istilah PBH berobah menjadi BOT, KSO dan
dan istillah lain dengan tetap mengandung prinsip PBH, yaitu partisipasi
oleh swasta, pengoperasian oleh pemegang monopoli, dan pembagian
keuntungan dengan pemegang monopoli (Pemerintah).
Supaya biaya pemasangan & tarif sarana
telekomunikasi dan tarif pulsanya di sesuaikan dengan kemampuan daya beli
rakyat.
Inti Program Pembangunan Untuk 140 juta manusiaProgram kerja 70 juta saluran telpon ini akan meningkatkan kemampuan dan memperdaya sekitar 140 juta orang, diantaranya para petani dan tukang ikan, karena setiap 1 saluran akan dipergunakan oleh minimum 2 orang.
1996 Satu Pendiri Perusahaan CellFone Mengundurkan
Diri
Pejabat teras yang mendukung program kerja adalah Lt. Jen Hendro Priyono saat ia menjabat di Bina Graha Okt. 1998.
Dana yang akan masuk dibebani syarat: dana yang masuk di Indonesia tidak di cekal, tidak di korupsi, tidak dipaksakan kepada pihak lain (dipaksa kerjasama dengan orang lain) dan hal lain serupa yang sering terjadi di saat jaman pemerintahan Soeharto. Tahun 1997 pendana internasional murni, dan berbagai perusahaan multi-nasional dari Amerika Serikat, menandatangani kerjasama notariel dengan Yayasan Suryo-di-Puro diwakili pemegang saham mayoritas/pemilik perusahaan yang akan memasukan investasi sebesar US$ 7 milyar. Tahapan pertama sebesar US$ 1,25 milyar permohonannya dimasukan ke dalam BKPM. Perusahaan tersebut adalah perusahaan tertua dan terbesar dunia bidang ristek & teknologi berusia 135 tahun, dahulu bagian dari perusahaan telekomunikasi terbesar dunia AT&T dan mendapat 8 hadiah Nobel bidang teknologi. Mereka telah mendemonstrasikan teknologi ISDN canggih tanpa kabel di Telkom Surabaya selama 3 bulan bersama kami sebagai mitra usahanya yang direncanakan untuk pemasangan di seluruh Indonesia.
Usaha patungan ini mensubsidi proyek selama 10 tahun untuk menutupi kerugian yang dapat diderita karena tarif rendah yang disesuaikan denga kemampuan per kapita. Ini dilakukan agar pemakai di desa tetap dapat menjangkau tarif pulsa murah. Seorang putra presiden kemudian ikut campur, perusahaan Amerika tersebut pindah ke putra tersebut berdasarkan kesepakatan dan persetujuan tertulis kami sebagai pihak Indonesia yang dimodali perusahaan asing tersebut. Karena berbagai kepentingan di Indonesia yang telah beroperasi (mis. pabrik sentral otomat AT&T di Krawang, berbagai proyek-proyek lain di Jawa Barat, Jawa Timur, dsb. yang sedang berjalan), mereka tunduk kepada keluarga presiden (saat itu). (Kejadian ini telah melanggar ketentuan pemilik dana, yaitu: tidak dipaksakan kepada pihak lain (dipaksa kerjasama dengan orang lain). Putra tersebut kemudian diharuskan membayar saham
30% secara tunai oleh peruahaan asing tersebut, dan sisa 70% oleh perusahaan
asing. Usaha US$ 7 milyar gagal 6 bulan kemudian dan tidak dapat dilanjutkan
karena setoran modal tunai yang diminta perusahaan asing tidak dapat diadakan
oleh putra presiden. Sebelumnya pihak Indonesia,
(Yayasan Suryo-di-Puro)
dibiayai 100% tapi mendapat 60% sahamnya. Beberapa saat kemudian Presiden
Soeharto turun jabatan.
Motivasi orang asing adalah proyek telekomunikasi
ini adalah terbesar di Indonesia dan proyek terbesar di dunia (saat tahun
19887-1998), serta dianggap masuk akal untuk pembangunan negara
besar karena langsung disalurkan lewat rakyat biasa, dan oleh para operator
telecom asing dan para pendana yang telah biasa menangani belasan juta
saluran telepon. Proyek ini dapat membantu meningkatkan peranan orang
biasa di percaturan ekonomi negara nomor 4 terbesar dunia.
Pemilik dana international berperan sebagai pendana, atau wakil pemilik dana yang memerintah bank yang menyimpan pemilik harta. Pelaksana pemilik dana (pihak bank, atau mereka yang menerima instruksi pemilik dana) seperti chairman of the board, direktur, para manager cabang dari berbagai perbankan internasional termasuk dari Swiss. Pengawas pemilik dana seperti pengacara
keuangan, akuntan publik, dan konsultan keuangan pendanaan asing.
Tiap operator dapat menentukan tarif dibawah tarif telkom karena saingan tarif. Tiap orang menikmati sarana komunikasi yang sesuai dengan daya beli masyarakat.
Ibu dari seorang Putri usia 35 tahun, dan 2 Putra masing-masing usia 34 dan 27 tahun. Klik sini untuk homepagenya
Lulusan
insyur teknik lingkungan I.T.B. dengan
Summa Cum Laude yang pertama
diberikan oleh I.T.B. di fakultas tersebut,
(Putri, foto kanan, Jakarta
1997)
Bekerja dan 5 tahun kemudian penerima bea siswa penuh dan lulusan pasca sarjana dari University of Hawaii pada bidang managemen lingkungan serta teknik lingkungan dan perencanaan kota (City Planning). Setelah bekerja di Indonesia, Canada, Belanda,
Amerika, Jepang, ia bekerja sebagai salah satu pimpinan Proyek United
States Agency for International Development (U.S. AID) Bidang Lingkungan
Pemerintah Amerika Serikat di Kedutaan Besar U.S.A., Jakarta, bekerja di
perusahaan patungan Indonesia-Amerika di bidang lingkungan, dan sejak tahun
2000 menangani proyeki-proyek di Afrika, Indonesia dan proyek internasional
lainnya dari Washington, D.C. Amerika Serikat.
Mantan Ketua Dewan Mahasiswa, lulusan Unpar, Bandung, di bidang Sosial Politik dan Hukum Internasional, dan M.A. di St. John's University di New York, menikah dengan 2 anak laki-laki berusia 3.5 dan 2.5 tahun.
Sejak tahun 1995 menjabat sebagai diplomat/Sekretaris II di P.B.B. (Perwakilan Tetap Indonesia Perserikatan Bangsa-Bangsa/United Nations). (Foto kiri Cucu Rimba, Menantu Dewi Dayat & Cucu Samudra, New York, Agustus 1999). Menjabat sebagai juru bicara/spokesman untuk Grup-77 (perkumpulan 130 negara gerakan non-blok) & Cina, di P.B.B. New York, N.Y., Amerika Serikat, dan pada tahun 1993 sebelum ke New York menjadi asisten Bapak Nana Sutresna (Duta Besar Keliling dan Direktur Eksekutif pada Gerakan Non-Blok [GNB] dibawah Presiden Soeharto) di Departemen Luar Negeri. Klik sini untuk homepagenya
Salah satu pendiri dan perintis Kementerian Luar Negeri (kini Deplu). Salah satu pendiri dan perintis Radio Republik Indonesia (RRI). Veteran Pejuang Kemerdekaan R.I. Golongan ‘A’, Awal 1950 mejabat sebagai diplomat senior
di Roma, Italia, di Ottawa, Canada, dan Chargé d’Affaires dan Duta
di Tunis, Tunisia dan London di bawah Pemerintahan Presiden Soekarno, Mendapat Penganugerahan Satyalancana Karya Satya serta Perintis Kemerdekaan R.I., penghargaan serta penganugerahan dari berbagai negara lain. (Foto kanan, saat di London, tahun 1965). Pensiun pada tahun 1969, beliau di angkat kembali sebagai Duta Besar oleh Presiden Soeharto pada tahun 1970 untuk Kerajaan Afghanistan s/d tahun 1974. 1974 diangkat kembali berdasarkan Keputusan Presiden R.I. 17/K 1974 sebagai Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara sampai dengan wafatnya pada Oktober 1991 pada usia 76 tahun. Pejuang dan selichting (berkawan & seumur) dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Mr. Achmad Soebardjo, Mr. Sunaryo, Bapak Adam Malik (ketiga-tiganya mantan Menlu), Bapak Roeslan Abdulgani dan tokoh-tokoh nasional lainnya. R.M. Suyoto Suryo-di-Puro adalah keturunan Raden Mas Said, Mangku Negoro I (MN I, dikenal sebagai Pangeran Samber Nyowo dan Pangeran Sapu Jagat) dari Solo (Surakarta), Jawa Tengah yang keturunannya berawal dari Sunan Kali Jogo dari ke 9 Wali dikenal dengan Wali Songo. |

![]() |