English Version


Program Pembangunan Ekonomi Orang Kecil
Sejak Tahun 1986
Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi Sebagai Katalisator Pembangunan Ekonomi di 70.000 Desa & Kemandirian Tiap Manusia

Tujuan Perusahaan

Pembangunan jaringan infrastruktur telpon untuk peningkatan ekonomi di 70.000 desa di seluruh Indonesia dan kemandirian mayoritas masyarakat Indonesia, telah dirancang sejak tahun 1986 dan di ajukan secara resmi kepada Pemerintah R.I. pada tahun 1988, dan secara resmi di tanggapi melalui surat Undangan Sekretaris Jendral Departemen Parpostel No. PB.103/2/3/.PTT tgl. 8 Agustus, 1988, kepada CellFone Nusantara untuk mengadakan penjelasan (presentasi) atas konsep "Pola Bagi Hasil" atau “partisipasi swasta” di dalam lingkungan monopoli telkom, dan caranya membebaskan Pemerintah dari beban investasi yang dapat digunakan untuk pembangunan sektor lain.
Proyek Ini Diprakarsai Oleh Swasta Nasional
Proyek ini di susun dan diprakarsai oleh swasta nasional sejak tahun 1986 untuk kepentingan dunia swasta nasional. Usaha ini bukan usaha Pemerintah, bukan bantuan luar negeri, tidak memerlukan jaminan Pemerintah, tidak menggunakan dana Pemerintah R.I., dan tidak menggunakan dana sumbangan badan keuangan dunia seperti I.M.F. atau Bank Dunia untuk Indonesia.

Perizinan akan diberikan oleh Pemerintah R.I. Usaha ini dapat diterima oleh Pemerintah karena, pertama, membebaskan Pemerintah dari investasi milyaran dolar yang di prakarsai oleh pihak swasta nasional dan pihak swasta asing di pembangunan infrastruktur yang sangat di perlukan rakyat. Ke-dua, karena sesuai dengan kesepakatan pemerintah R.I. dengan dunia luar untuk menediakan monopoli.

Proyek ini akan menyaingi monopoli telekom P.T. Telkom Indonesia, dan merupakan permulaan dari trend global untuk meniadakan monopoli.


Proyek Akan Memberi Prioritas Kepada Usaha Yang Ada

Usaha ini tidak niat untuk menyaingi usaha yang telah ada. Bahkan usaha ini akan memberi prioritas kepada usaha-usaha yang sudah ada di bidang jasa dan usaha pendukung telkom. Adalah kebijakan usaha ini untuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang telah ada daripada membentuk usaha baru yang akan memerlukan learning curve dan tingkat pengalaman baru. Namun, usaha ini akan membentuk usaha-usaha baru bilamana usaha-usaha yang sudah ada tidak mampu memberi jasa yang kompetitif, atau tingkat pelayanan yang memadai yang di tuntut oleh dunia internasional.


Siapa Yang Mengajukan Konsep Ini?

Program kerja ini pertama kali di prakarsai pada tahun 1986 oleh para pengusaha dengan pengalaman kerja di bidang telekomunikasi radio sejak tahun 1979-1982 saat mereka kerjasama dengan Pemerintah, angkatan bersenjata dan Polri untuk keperluan Pemilihan Umum dengan memasang peralatan komunikasi radio di 1.700 lokasi lebih dari Sabang ke Merauke.

Mereka juga mengkonsep"prinsip kerjasama pemerintah-swasta dalam suasana monopoli" yang dinamakan "pola bagi hasil" (PBH) yang inti prinsipnya adalah(1) swasta yang investasi, (2) pemerintah yang mengoperasikan proyek (dengan atau tanpa investor) karena keadaan monopoli, dan (3) hasilnya di bagi dengan BUMN pemerintah, yang kemudian dikenal dengan berbagai istilah, diantaranya K.S.O. dan B.O.T. dimana inti kerjasama (1) s/d (3) tetap sama.

Setelah me-lobi di belakang layar selama kurang-lebih 2 tahun mulai pada tahun 1986, perusahaan CellFone Nusantara di bentuk pada tanggal 27 Januari, 1988, dan pada tanggal 26 Agustus, 1988,  CellFone Nusantara lewat presiden-direkturnya menjelaskan konsep tersebut secara resmi kepada 115 pejabat teras dari Departemen Parpostel, Bappenas, Perumtel (kini P.T. Telkom), P.T. INTI, P.T. Indosat & Departemen Perindustrian.

Konsep PBH di adopsi oleh Pemerintah R.I. pada tgl. 31 Agustus, 1988 dengan persetujuan Menko Ekuin untuk diadakan "pilot project". Dari konsep tersebut lahir beberapa perusahaan swasta nasional yang bekerjasama dengan BUMN di bidang GSM,satelit, di bidang televisi swasta, pembangkit listrik,jalan tol, dan jenis usaha lain yang di monopoli oleh BUMN pemerintah.

Program Katalisator - Kemandirian Manusia
Program pembangunan ini adalah program katalisator, yaitu program yang dapat meningkatkan segala kegiatan ekonomi di bidang apapun, dari usaha perorangan sampai dengan usaha konglomerat swasta dan pemerintah.

Program ini di utamakan untuk orang biasa yang memiliki hasil panen, atau hasil kerajinan tangan dan hasil-hasil kecil serupa yang dapat dipasarkan keluar daerahnya melalui sarana telekomunikasi yang mampu membawa order, membawa pembeli hasil panenya. Secara global memiliki potensi mempromosikan hasil karya dari 70.000 pusat ekonomi di seluruh wilayah Nusantara yang akan dibangkitkan karena adanya sarana telekomunikasi murah dan dapat dijangkau orang biasa ke dunia internasional.

Karena sarana telekomunikasi juga mampu membawa gambar, membawa segala macam informasi, bahkan pada kemudian hari dapat ditingkatkan ke sarana internet yang mampu membawa segala macam informasi yang berguna bagi orang-orang kita di seluruh wilayah Indonesia, diharapkan sarana ini -- dari yang sangat sederhana menjual hasil panen seorang petani sampai dengan meningkatkan efisiensi kerja pengusaha besar maupun efisiensi administrasi pemerintahan -- dapat mendorong setiap orang untuk menjadi mandiri.

Kemandirian inilah yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan orang biasa yang secara akumulatif akan menjadikan negara kita tidak terlalu tergantung kepada dunia luar karena masyarakatnya mampu menyerap hasil produksi nasionalnya.

Di bidang ekonomi, administrasi, kesehatan dan lain sebagainya, dengan adanya sarana hubungan yang cepat, kegiatan-kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efisien. Atau tetap lamban dan memakan biaya lebih tinggi bila tidak ada sarana tersebut.

Peranan dari sarana telekomunikai sama dengan peranan jaringan listrik karena hampir semua kebutuhan dirancang dan di gerakkan dengan sistim perlistrikan daya tinggi dan rendah, dan telekomunikasi. Ke-dua-duanya sudah merupakan kebutuhan sehari-hari. Semua hubungan, semua transaksi baik keuangan, administrasi perusahaan dan pemerintah, transkaksi dana di ATM, perbankan, telepon bergerak, dan lain sebagainya, tidak akan ada dan tidak berfungsi bila sarana telekomunikasi tersebut tidak ada atau berhenti. Semua menjadi serba lebih lama, lebih besar biaya pengeluaran untuk menyelesaikan hal-hal yang dapat diselesaikan lewat telepon, dan lebih merepotkan.

Program pembangunan ini meningkatkan kemampuan orang biasa untuk mengangkat diri untuk bermandiri dengan initiatif sendiri untuk berusaha–baik secara kecil-kecilan atau dengan cara besar-besaran.

Program pembangunan ini berguna dan melancarkan usaha seorang petani yang ubinya (udangnya, berasnya, kacang metenya, dan lain sebagainya) dijual kepada pembeli bagi usaha didalam lingkungan koperasi, bagi kantor kelurahan dan Puskesmas yang perlu menghubungi kantor pemerintahan lainnya, maupun usaha raksasa seperti kilang minyak yang memerlukan bahan baku untuk pengeborannya.

Sarana untuk melancarkan usaha ini dapat wujud dan berguna bagi setiap orang karena sambungan diharapkan turn ke sekitar Rp 30-50.000 per satuan sambungan, dan tarif lokal sebesar Rp 30 s/d 40 per 3 menit.

Akan Menyentuh 140 juta Orang Biasa di Seluruh Indonesia
Program pembangunan infrastruktur sebanyak 70 juta saluran telpon, atau 26 telepon per 100 penduduk selama 20 tahun (pada tahun 2018) akan menyentuh 140 juta manusia biasa (diperkirakan 2 orang akan menggunakan tiap saluran).

Jumlah 70 juta saluran saluran tersebut masih sangat rendah di banding dengan densitas nasional Australia (94% per 100 kepala keluarga), Singapore, Hong Kong (50-60% per 100 penduduk) dan U.S.A. (diatas 70% per 100 penduduk -- atau sekitar 180 juta saluran telepon) dibanding dengan hanya 5 juta saluran di Indonesia untuk 205 juta penduduk, atau 2.5% densitas nasional.

Meningkatkan Ketahanan Terhadap Gejolak Ekonomi
Pembangunan jaringan infrastruktur sampai ke tingkat 5,600 kelurahan dan ± 70.000 desa yang diharapkan dapat menjadi economic profit centers di seluruh wilayah nusantara sejak tahun 1986 dimaksud untuk menunjang berbagai program pembangunan swasta nasional dan Pemerintah di daerah terpencil dan desa.

Pembangunan sarana komunikasi akan mengembangkan ekonomi lokal, dan karena adanya pengembangan ekonomi lokal tersebut akan meningkatkan pula kesejahteraan orang banyak di 70.000 desa dan daerah terpencil lainnya dengan meningkatkan hubungan antara sumber hasil tani di desa dengan pasar di kota, dan kemudian hubungan ke tingkat internasional.

Hasil tani yang terjual di 70.000 desa tersebut (walau hanya Rp 100.000 per tahun) pada kemudian hari secara akumulatif dapat meningkatkan kemandirian, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan terhadap gejolak yang dialami mayoritas penduduk Indonesia pada krisis ekonomi tahun 1998.

Biaya Terjangkau
Biaya sambungan direncanakan sebesar Rp 30-50.000 per sambungan, atau sesuai keadaan setempat. Bahdan dapat di tiadakan karena abonemen sudah di pungut.

Bila Rp 50.000 dianggap terlalu tinggi, biaya tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan setempat mencerminkan pendapatan-per-kapita yang kini sangat rendah. Tarif pemakaian diperkirakan dapat diturunkan serendah Rp 30 s/d 40 per 3 menit, atau sesuai keadaan setempat (bukan tarif Rp 145 per 3 menit P.T. Telkom yang sekarang berlaku).

Sambungan & Tarif Murah Wujud Karena Kerjasama Pihak Prime Bank dunia
CellFone Nusantara memiliki hubungan dan kemampuan untuk memasang tarif maupun sambungan murah dengan bekerjasama dengan berbagai kalangan perbankan "prime bank" di luar negeri (di Inggeris, Swiss dan beberapa negara lain), sehingga investasi yang di tanam tidak akan lenyap karena pemasangan tarif atau biaya sambungan rendah tersebut.

Usaha ini telah di rancang dan di pertimbangkan secara matang oleh CellFone Nusantara selama 11 tahun dan rencana tersebut di konfirmasi oleh berbagai kalangan internasional dan perbankan internasional yang bersedia kerjasama. Para praktisi skala besar telah menguji konsep dan maksud program kerja ini dengan teliti.

Rencana Investasi
Biaya pembangunan minimum sarana telkom adalah US$ 150 milyar dollar Amerika untuk 70.000 juta saluran berikut segala sarana pendukungnya termasuk jaringan satelitnya, dan biaya penunjang untuk “proyek-proyek nilai tambah” sebesar $150 milyar, keseluruhannya $300 milyar (Rp 3000 trilyun dengan kurs Rp 10.000/US$1) dalam waktu 20 tahun yang disebarluaskan dan digunakan di berbagai industri lokal yang berbeda-beda.

Dana tersebut bukan milik bank. Bank adalah penyimpan dana, bukan pemilik dana. CellFone Nusantara  berhubungan dengan pemilik dana, dan pihak perbankan merupakan pelaksana kehendak pemilik dana.

Dana-dana tersebut secara akumulatif di adakan oleh berbagai mitra usaha sejak tahun 1988 -- dengan catatan tidak ada kolusi atau korupsi. Tidak ada komisi dan 'uang muka' di bayar di muka sebelum diadakan pekerjaan, praktek-praktek selama ini yang di cela dunia internasional dan menghambat pelaksanaan proyek ini.

Investasi di Digunakan antara lain untuk menunjang Proyek Nilai Tambah:
Usaha "Nilai Tambah" di definisi sebagai usaha yang dapat meningkatkan penggunaan sarana telkom.
Proyek Ini Telah Lama Dikenal Di Dunia Telekomunikasi di Luar:
Proyek Infrastruktur CellFone Nusantara dikenal sejak tahun 1988 oleh calon mitra usaha “joint venture” dan investor asing dari perusahaan multinasional dibidangtelekomunikasi, bidang keuangan dan bidang nontelekom lainnya dari Amerika Serikat, Inggeris, Perancis, Jerman, Hongaria, Negeri Belanda, Swedia, Danmark, Jepang, Taiwan, Australia, Selandia Baru dan Korea Selatan yang sudah menaruh minat bekerjasama secara tertulis maupun melalui perjanjian, tanpa atau dengan akte notaris, dimana CellFone memegang saham mayoritas.

Studi Kelayakan, sumbangan dari berbagai pihak dari dalam (Parpostel & Perumtel) dan luar negeri (produsen2 & operator2 asing), setebal ±180 halaman disusun sejak tahun 1987 dan di revisi dan diperbaiki s/d tahun 1998 dapat diperoleh dengan adanya M.O.U. dengan pihak pendana/mitra usaha.

Program Kerja CellFone Nusantara Disusun Sejak Tahun 1986
Salah satu solusi yang mendasar, dan menyentuh 140 juta orang biasa di segala bidang kehidupan dapat meningkatkan ekonomi nasional kita melalui pemasangan sarana telekomunikasi murah dan canggih di puluhan ribu desa-desa yang pada era globalisasi 2005 mendatang dapat menjadi tumpuan dan andalan bagi pembangunan ekonomi nasional dimasa yang akan datang.

 P.T. CellFone Nusantara Limited didirikan dan di notariskan pada tanggal 27 Januari, 1988, oleh dua pengusaha dan oleh sebuah yayasan sosial. Yayasan ini telah membantu mendorong pemerintah untuk dapat menerima konsep PBH ini. Yayasan tersebut menyatakan mengundurkan diri pada tahun 1996 dan proses administrasinya di tangani oleh Notaris pada tahun 1997. Keterangan atas pembentukan perusahaan dan para pendirinya dapat di diperoleh di Notaris Adlan Yulizar, S.H. (dikenal dengan nama Notaris Soekaimi, S.H.) di alamat “Griya Ayuda”, Jalan Raden Saleh No. 9B, Jakarta, u.p. Bapak Hidayat.
 

Program Kerja
Pendiri Perusahaan
English Version

cellfone@email.com

Naskah dibuat 26 August 1989 • Dimuat sebagai web page 1 November, 1997 • Direvisi 27 November, 1998

WEB SITE PROMOTIONAL AFFILIATES
BUY DIRECTPAY DIRECTSHIPPED DIRECT BY THE SUPPLIER •
Created withNetScape Composer 4.x–4.7
Netscape
Try AOL NOW!  Get 250 Hours FREE!
Join AOL Now! Get 250 Hours FREE!
you@email.com Generic you@email.com
Online Translation, Now!
In Association with Amazon.com
Short URLs
Easy Submit
Credit analysis
Freeware
 
ZDNet Updates - The Easiest way to keep your PC up-to-date
Call Jakarta
Travelocity.com
Baby Home Page
 
.22¢ to Taiwan
.48¢ to India
.35¢ to China
Lowestmagazine prices on the Web
Free Useful Software
and sites
  • 2000 Horoscopes
  • Free US InternetSerProviders Choose Your Newspaper.
  • Netscape 4.x How-to Tips
  • US Residents: Compare 4000 Cellfone Services & 200 Phone Products & Accesories
  • Converter: mph-kmh, lbs-kgs, ft-m, vol.torque, temp. etc.
  • Remove Startup Programs
  • Your Photos 3-D ScreenSaver
  • Modifiable Clipboard
  • Electronic Assistant PIM
  • FreeDay/Date/Mo/Yr Taskbar Clock
  • Official Consumers Electronics Association Site
  • Submit Your Tender/Offer
  • 2000 Horoscopes
  • Free US InternetSerProviders Choose Your Newspaper.
  • Netscape 4.x How-to Tips
  • US Residents: Compare 4000 Cellfone Services & 200 Phone Products & Accesories
  • Converter: mph-kmh, lbs-kgs, ft-m, vol.torque, temp. etc.
  • Remove Startup Programs
  • Your Photos 3-D ScreenSaver
  • Modifiable Clipboard
  • Electronic Assistant PIM
  • FreeDay/Date/Mo/Yr Taskbar Clock
  • Official Consumers Electronics Association Site
  • Submit Your Tender/Offer
  • .17¢-.19¢ to Jakarta NextCard Internet Visa
    Earth Is Our Home-Let's Take Care of It
    Ecology Library| Waste Watch|Why Files| Discovery Channel|Gen. Modified Foods
    3.9¢ US to US calls
    International calls save 70%
    .35¢ US to Philippines
    This is software space This is software space


    HEALTH NEWS

    Search MotherNature.com Search MotherNature.com
    Search MotherNature.com
    Shop By AilmentShop By Gender/Age • Naturopathic Medicines • Weight Loss • Supplements • Specialty Formulas • Minerals • Homeopathic • Teas• Herbs • Vitamins • Diet & Sports Nutrition • Pet Products • Coffee Products • Aroma Therapy Products • Bath & Body Products • Books From Mother Nature • Back & Neckcare • Osteopathy • Prenatal Supplements
    Note: Because of continual product changes you may not find the same named
    products above, but by entering their homepage and clicking their
    "Ask Our Personal Shopper" it will help you find exactly what you're looking for.


    LATEST NEWS

    JakartaPost
    Jakarta's Leading English Daily
     Financial Times | All Worlds Online Papers
     BBC| The Mirror
    LOGO KompasCyberMedia
    Indonesia’s largest circulation daily versi Indonesia | English | Dutch
    - Pos Kupang
    (WestTimor Daily)
    - Sriwijaya Post
    (East Java daily)
    - Banjarmasin Post


    FREE E-MAILER MAIL — CHOOSE YOUR LANGUAGE
    yourname@e-mailer.zzn.com

     Sign Up with e-mailer Mail
    ZZN Account
    Use Your Own Name without numbers - Lots of names still available - yourname@e-mailer.zzn.com - 12 languages, 4 more coming up
     First Name:  Last Name:  

    Since November 1st. 1997

    Contents 26 August 1989 • web page Uploaded 1 November, 1997 • Updated 27 December, 1999